Istriku,
Ummi Khoirunnisa kini salah satu perempuan paling bahagia sedunia. Di ulang
tahunnya yang ke-24 pada 2 Juli 2015 ini, buah hati di rahimnya juga tumbuh
dengan lincah dan sehat setelah melalui berbagai pemeriksaan. Luar biasanya
lagi, dia sudah berhasil mengajak buah hatinya yang masih berumur 5 bulan di
kandungannya untuk diajak berpuasa Ramadhan hingga maghrib tiba.
Awalnya, aku
sendiri khawatir dengan asupan kebutuhan gizi untuk si buah hati. Apalagi mendengar
laporan istriku yang hampir setiap hari kutanya mengenai kondisi si buah hati. “Dia
bergerak terus, mungkin lapar,” jawabnya. Istriku mengistilahkan dengan ‘kedutan’
tiap si buah hati gerak-gerak. Saat itulah aku merasa trenyuh terhadap kondisi
keduanya. Akupun menyarankan jangan berpuasa dulu untuk sementara, tetapi dia
tetap merasa kuat untuk menjalaninya. ‘Tetapi si kecil bagaimana?” tanyaku.
Insya Allah dia kuat, jawabnya. Akupun percaya dengan naluri seorang ibu. Di
titik ini, dia sudah bisa merasakan potensi kekuatan si buah hati dalam kandungannya.
Aku sungguh terahru sambil terus berdoa.
Di ulang
tahunnya kini, aku sadar sebagai suami masih harus banyak belajar untuk
memahami kehidupan rumah tangga yang rasanya memang seperti orang naik tangga. Ketika
aku membuat istriku merasa kesal, sesungguhnya saat itu pun aku sadar bahwa
kebahagiaanmulah yang paling utama. Ingin rasanya membuat istriku selalu
tersenyum karena dunia melalui rumah tangga ini terlalu indah untuk sekadar
dicemberuti. Lagipula, duniaku juga terasa sangat sejuk setiap merasakan
sunggingan senyum istriku.
Hidup
merantau ke Jakarta tidak mudah bagi kami. Sudah bisa tidur di sebuah
kosa-kosan kecil di daerah Tanah Abang Jakarta Pusat rasanya sudah bersyukur
sekali. Diantaranya, kami selalu bisa membayarnya setiap bulan. Terhitung sudah
11 bulan kami hidup bersama di kos-kosan itu sejak menikah bulan Agustus 2014
lalu. Sebelum menikah, aku sendiri masih numpang tidur di kontrakan kakak,
sedangkan istriku bersama teman-teman kuliahnya di Matraman Jakarta Timur.
Merayakan ulang
tahunnya yang bertepatan dengan bulan ramadhan kukira sangat istimewa. Mengapa?
Insya Allah doa dan harapan akan terkabul. Oleh karena itu, aku berharap di
usia ke-24 nya itu, bersama dengah si buah hatinya, semoga panjang umur, selalu
sehat, luas rezeki, dan tambah bermanfaat bagi orang lain. Sungguh suamimu ini belum
bisa memberikan apa-apa selain kebaikan dan kebahagiaan yang setiap hari
kuusahakan hanya untukmu, untuk bangunan rumah tangga kita.
Puisi ini
kupersembahkan untukmu,
Istriku...
Lihatlah gelombang awan di langit biru,
Deraian ombak di laut yang tak pernah keruh,
Desingan angin sepoi yang membelah jemu, dan
Gembiranya para gembala di tanah tempatmu
bersetru.
Awan menemukan kebahagiaannya di langit,
Ombak laut merangkul kesedihannya lewat
tamparan di ujung karang,
Angin mendapatkan kesejukannya dengan
menyejukanmu,
Tanah mewadahi hiruk-pikuk kehidupan, dan
Kita akan memperoleh kebaikan nan bahagia di
antara awan, laut, angin, dan tanah. Karena merekalah wasilah Tuhan bagi
kebahagiaan manusia.
My wife, my
life. Love me is yours because the future is ours.
Ditulis
bersama haru, senyum, dan bahagia.
Jakarta, 2
Juli 2015.
Klik Disini Untuk Membuka EmoticonTutup Lagi