Kamis, 02 Juli 2015

Buah Hati dan Harlah ke-24 Istriku

Istriku, Ummi Khoirunnisa kini salah satu perempuan paling bahagia sedunia. Di ulang tahunnya yang ke-24 pada 2 Juli 2015 ini, buah hati di rahimnya juga tumbuh dengan lincah dan sehat setelah melalui berbagai pemeriksaan. Luar biasanya lagi, dia sudah berhasil mengajak buah hatinya yang masih berumur 5 bulan di kandungannya untuk diajak berpuasa Ramadhan hingga maghrib tiba.

Awalnya, aku sendiri khawatir dengan asupan kebutuhan gizi untuk si buah hati. Apalagi mendengar laporan istriku yang hampir setiap hari kutanya mengenai kondisi si buah hati. “Dia bergerak terus, mungkin lapar,” jawabnya. Istriku mengistilahkan dengan ‘kedutan’ tiap si buah hati gerak-gerak. Saat itulah aku merasa trenyuh terhadap kondisi keduanya. Akupun menyarankan jangan berpuasa dulu untuk sementara, tetapi dia tetap merasa kuat untuk menjalaninya. ‘Tetapi si kecil bagaimana?” tanyaku. Insya Allah dia kuat, jawabnya. Akupun percaya dengan naluri seorang ibu. Di titik ini, dia sudah bisa merasakan potensi kekuatan si buah hati dalam kandungannya. Aku sungguh terahru sambil terus berdoa.

Di ulang tahunnya kini, aku sadar sebagai suami masih harus banyak belajar untuk memahami kehidupan rumah tangga yang rasanya memang seperti orang naik tangga. Ketika aku membuat istriku merasa kesal, sesungguhnya saat itu pun aku sadar bahwa kebahagiaanmulah yang paling utama. Ingin rasanya membuat istriku selalu tersenyum karena dunia melalui rumah tangga ini terlalu indah untuk sekadar dicemberuti. Lagipula, duniaku juga terasa sangat sejuk setiap merasakan sunggingan senyum istriku.

Hidup merantau ke Jakarta tidak mudah bagi kami. Sudah bisa tidur di sebuah kosa-kosan kecil di daerah Tanah Abang Jakarta Pusat rasanya sudah bersyukur sekali. Diantaranya, kami selalu bisa membayarnya setiap bulan. Terhitung sudah 11 bulan kami hidup bersama di kos-kosan itu sejak menikah bulan Agustus 2014 lalu. Sebelum menikah, aku sendiri masih numpang tidur di kontrakan kakak, sedangkan istriku bersama teman-teman kuliahnya di Matraman Jakarta Timur.

Merayakan ulang tahunnya yang bertepatan dengan bulan ramadhan kukira sangat istimewa. Mengapa? Insya Allah doa dan harapan akan terkabul. Oleh karena itu, aku berharap di usia ke-24 nya itu, bersama dengah si buah hatinya, semoga panjang umur, selalu sehat, luas rezeki, dan tambah bermanfaat bagi orang lain. Sungguh suamimu ini belum bisa memberikan apa-apa selain kebaikan dan kebahagiaan yang setiap hari kuusahakan hanya untukmu, untuk bangunan rumah tangga kita.

Puisi ini kupersembahkan untukmu,

Istriku...

Lihatlah gelombang awan di langit biru,
Deraian ombak di laut yang tak pernah keruh,
Desingan angin sepoi yang membelah jemu, dan
Gembiranya para gembala di tanah tempatmu bersetru.

Awan menemukan kebahagiaannya di langit,
Ombak laut merangkul kesedihannya lewat tamparan di ujung karang,
Angin mendapatkan kesejukannya dengan menyejukanmu,
Tanah mewadahi hiruk-pikuk kehidupan, dan
Kita akan memperoleh kebaikan nan bahagia di antara awan, laut, angin, dan tanah. Karena merekalah wasilah Tuhan bagi kebahagiaan manusia.


My wife, my life. Love me is yours because the future is ours.


Ditulis bersama haru, senyum, dan bahagia.

Jakarta, 2 Juli 2015.


Klik Disini Untuk Membuka EmoticonTutup Lagi