Jumat, 24 Oktober 2014

Kabinet Semiotika Jokowi

Oleh: Acep Iwan Saidi

TANTANGAN pertama Joko Widodo dalam kepemimpinannya adalah membentuk kabinet baru. Profil kabinet ini tentu harus segar bagi dirinya sendiri sekaligus harus menyegarkan khalayak. Salah satu syaratnya, ia mesti berbeda dari kabinet terdahulu. Ruh keberbedaan kabinet Jokowi penting disambungkan dengan sosok Jokowi sendiri. Jika sebelumnya presiden Indonesia selalu dari kalangan militer dan elite sipil, Jokowi berasal dari ”dusun”, sipil dari keluarga yang bisa dibilang ”tidak berkasta”. Jokowi adalah ”presiden pinggiran”.
Read More

Kamis, 23 Oktober 2014

Empat Mudharat Pernikahan Raffi-Nagita

Oleh Arman Dhani

Pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina tidak hanya menghina masyarakat dengan menyandera frekuensi publik, melainkan juga pada satu titik ia telah merusak peradaban kita yang adiluhung. Ini bukan masalah iri atau tidak iri, beneran. Ini perkara substantif, perkara kemanusiaan. Kalau sekadar nikah dan disiarkan di televisi, Anang Hermansyah dan istrinya-yang-saya-gak-tau-namanya-dan-males-gugling-itu juga pernah. Gak main-main, bahkan konon sampai ditanggung oleh ABPD Kabupaten Jember (meski belum juga terbukti). Tapi pernikahan Raffi ini berbahaya. Bayangkan, berapa juta ibu-ibu beranak gadis yang kemampleng pengen punya mantu kayak Raffi?
Read More

Salah Tafsir Jokowi

Oleh: Radhar Panca Dhana

SEJUJURNYA sangat menjenuhkan—bahkan menggelikan—untuk berpikir atau menulis mengenai hal yang hari-hari ini menjadi tren atau semacam trending topic dalam media sosial. Sebuah kecenderungan yang menyuburkan tumbuhnya fashioned atau fad intellectual. Semacam pemikir atau pengamat yang menggunakan kelincahan literer dan pelisanan, bukan pikirannya, sekadar sebagai gincu untuk mengikuti isu publik seperti kita tergiur oleh busana dan gadget terbaru hanya karena renda-renda atau fitur tambahan yang lucu.
Read More

Senin, 13 Oktober 2014

Usaha Memperluas Pemahaman Terhadap Sebuah Tradisi

Oleh Fathoni Ahmad

Secara leksikal, tradisi berarti kebiasaan. Ya, kebiasaan yang berkesinambungan dalam kehidupan masyarakat sehingga tak jarang manusia meyakininya sebagai sebuah laku sosial maupun keagamaan yang mesti dilaksanakan. Oleh sebab itu, tak jarang sebuah tradisi berbenturan dengan keyakinan agama bagi sekelompok orang, terutama dalam lingkup agama Islam di Indonesia. Sebenarnya pemahaman seperti ini kontradiktif mengingat agama Islam di Nusantara ini disebarkan melalui instrumen tradisi dan budaya. Wali Songo, sebagai pelaku penyebaran Islam di Nusantara tidak memberangus sedikitpun tradisi maupun budaya orang-orang Nusantara. Justru mereka menjadikan semua itu sebagai media dalam proses internalisasi nilai-nilai Islam sehingga Islam dengan mudah dapat merasuk ke dalam hati mereka di tengah keyakinan nenek moyangnya yang telah berjalan selama berabad-abad.
Read More